Rabu, 26 Juni 2013

MANUSIA DAN KEBUDAYAAN


Manusia dalam kehidupan sehari-harinya tidak lepas dari kebudayaan, karena manusia adalah pencipta dan pengguna kebudayaan itu sendiri. Budaya berasal dari budi dan daya yang berarti cipta, rasa dan karsa. Kebudayaan dapat diartikan segala sesuatu yang bersangkutan dengan budi atau akal manusia. Kebudayaan merupakan hasil dari usaha manusia untuk memenuhi kebutuhan jasmani dan rohani agar hasilnya dapat digunakan untuk keperluan manusia sendiri.
Ciri-ciri kebudayaan antara lain :
a.       Diciptakan oleh manusia melalui perasaan, kemauan, dan karya.
b.      Dibutuhkan oleh manusia untuk menyesuaikan diri.
c.       Diperoleh melalui belajar
d.      Dimiliki dan diakui oleh masyarakat
e.       Diwariskan
f.       Berubah-ubah
g.      Berupa gagasan, tindakan, dan materi.
Wujud kebudayaan secara umum ada tiga, yaitu : (1) idea tau gagasan, (2) tindakan (tata kelakuan), (3) benda atau materi. Tetapi pernyataan tersebut dapat dilihat sebagai wujud konkret yaitu:
a.       Perilaku  : cara bertindak atau bertingkah laku tertentu dalam situasi tertentu.
b.      Bahasa    : bahasa hasil budi daya manusia yang berfungsi sebagai alat berpikir dan
                 alat berkomunikasi.
c.       Materi     : budaya merupakan hasil dari aktivitas, perbuatan, dan karya manusia dalam
                 masyarakat. Bentuk materi berupa pakaian, alat produksi, alat transportasi,
                 dan lain sebagainya.
Sistem budaya merupakan komponen dari kebudayaan yang bersifat abstrak dan terdiri dari pikiran-pikiran, gagasan, konsep, serta keyakinan. Dengan demikian, sistem kebudayaan merupakan bagian dari kebudayaan yang dalam bahasa Indonesia lebih lazim disebut sebagai adat istiadat. Dalam adat istiadat terdapat juga sistem norma dan di situlah salah satu fungsi sistem budaya yaitu menata serta menetapkan tindakan-tindakan dan tingkah laku manusia. Sistem budaya suatu daerah akan menghasilkan jenis-jenis kebudayaan yang berbeda. Jenis kebudayaan ini dapat dikelompokkan kedalam 2, yaitu :
1.      Kebudayaan Material
Kebudayaan material antara lain hasil cipta, karsa, yang berwujud benda, barang alat pengolah alam, seperti gedung, pabrik, jalan, rumha, dan sebagainya.
2.      Kebudayaan Non-Material
Kebudayaan Non-Material merupakan hasil cipta, karsa, yang berwujud kebiasaan, adat istiadat, ilmu pengetahuan, dan sebagainya. Contohnya : cara (usage), volkways (norma kelaziman/kebiasaan), mores (norma tata kelakuan/norma kesusilaan), norma adat istiadat (custom), norma hukum (laws), dan mode (fashion).
Unsur-unsur kebudayaan meliputi : (1) sistem religi; (2) sistem pengetahuan; (3) sistem mata pencaharian hidup; (4) sistem organisasi kemasyarakatan; (5) sistem peralatan hidup dan teknologi; (6) bahasa; (7) kesenian.
Substansi (isi) utama budaya kebudayaan merupakan wujud abstrak dari segala macam ide dan gagasan manusia yang bermunculan di dalam masyarakat yang memberi jiwa kepada masyarakat itu sendiri, baik dalam bentuk atau berupa sistem pengetahuan, nilai, pandangan hidup, kepercayaan, dan etos kebudayaan.
1.      Sistem pengetahuan   : suatu akumulasi dari perjalanan hidup manusia.
2.      Nilai                           : sesuatu yang baik yang selalu diinginkan, dicita-citakan dan
                                     dianggap penting oleh seluruh manusia sebagai anggota
                                     masyarakat.
3.      Pandangan hidup       : pedoman bagi suatu masyarakat atau bangsa dalam menjawab
                                     atau mengatasi berbagai masalah yang dihadapinya.
4.      Kepercayaan              : mengandung arti yang lebih luas daripada agama dan
                                     kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
5.      Persepsi                      : suatu titik tolak pemikiran yang tersusun dari seperangkat kata-
                                     kata yang digunakan untuk memahami kejadian atau gejala
                                     dalam kehidupan.
6.      Etos kebudayaan         : ciri kebudayaan dari suatu masyarakat atau suku tertentu.
               Pembahasan selanjutnya yaitu sifat-sifat budaya. Kendati kebudayaan yang dimiliki oleh setiap masyarakat itu tidak sama, seperti di Indonesia yang terdiri dari berbagai macam suku bangsa yang berbeda, tetapi setiap kebudayaan mempunyai cirri atau sifat yang sama. Sifat tersebut bukan diartikan secara spesifik, malainkan bersifat universal. Dimana sifat-sifat budaya itu akan memiliki ciri-ciri yang sama bagi semua kebudayaan manusia tanpa membedakan faktor ras, lingkungan alam, atau pendidikan. Yaitu sifat hakiki dari kebudayaan yang berlaku untuk umumbagi semua budaya dimanapun juga. Sifat hakiki tersebut antara lain :
a.       Budaya terwujud dan tersalurkan dari perilaku manusia.
b.      Budaya telah ada terlebih dahulu daripada lahirnya suatu generasi tertentu dan tidak akan mati dengan habisnya usia generasi yang bersangkutan.
c.       Budaya diperlukan oleh manusia dan diwujudkan dalam tingkah lakunya.
d.      Budaya mencakup aturan-aturan yang berisikan kewajiban-kewajiban, tidakan-tindakan yang diterima dan ditolak, tindakan-tindakan yang dilarang, dan tindakan-tindakan yang diijinkan.
Budaya dimiliki bersama oleh setiap masyarakat. Untuk lebih mudahnya masyarakat adalah wadahnya, sedangkan budaya adalah isinya. Yang membedakan antara masyarakat yang satu dengan yang lain adalah perbedaan latar belakang masing-masing masyarakat. Faktor-faktor penyebab perbedaan itu antara lain :
1.      Faktor alam
Misalnya : musik angklung, calung, dan suling pertama kali berasal dari Jawa Barat karena alam Jawa Barat menyediakan banyak bamboo, sehingga dari bamboo terinspirasi menjadi alat musik.
2.      Faktor kebiasaan
Misalnya : di Jepang mengeluarkan bunyi desis dari mulut dianggap sebagai tanda penghargaan terhadap orang yang mempunyai derajat sosial yang lebih tinggi, sebaliknya di Inggris mengeluarkan bunyi desis dari mulut dianggap penghinaan.
3.      Faktor kedaerahan
Misalnya : kebiasaan yang berlaku pada masyarakat Sunda akan berbeda dengan kebiasaan yang berlaku pada masyarakat Minahasa, Padang, dan daerah lainnya.
4.      Pelapisan sosial
Misalnya : dulu golongan ningrat akan berbeda dalam bertutur kata , berpakaian dengan golongan rakyat biasa, masa sekarang juga antara kelas menengah ke atas akan berbeda cara bersikap, bergaul, berpakaian dengan orang lain kebanyakan.
Budaya yang dimiliki oleh masyarakat cenderung bertahan ataupun berubah sesuai dengan situasi dan kondisi yang dialami oleh masyarakat yang bersangkutan. Kebudayaan akan terus hidup manakala masyarakat mau mempertahankannya, sebaliknya kebudayaan akan musnah jika masyarakat tidak lagi menggunakannya. Dalam mempelajari kebudayaan selalu harus diperhatikan hubungan antara unsur-unsur yang mempengaruhi budaya itu cenderung bertahan atau berubah.
Unsur-unsur penyebab kecenderungan bertahannya suatu budaya antara lain : (1) unsur idiologi, idiologi digunakan sebagai pedoman hidup suatu bangsa, dengan demikian unsure idiologi ini kecenderungan tetap bertaha karena sudah diyakini kebenarannya oleh suatu masyarakat atau bangsa; (2) unsur kepercayaan/religi, semua aktivitas manusia yang berhubungan dengan kepercayaan/religi didasarkan pada suatu keyakinan akan kebenaran (keimanan). Oleh karena itu, unsur kepercayaan atau religi ini cenderung tetap bertahan karena menyangkut keyakinan, keptuhan atau keimanan yang diyakini; (3) unsur seni, seni adalah sesuatu yang bersifat indah, seni melahirkan cinta kasih, kasih saying, kemesraan, pemujaan, baik terhadap Tuhan, maupun terhadap sesame manusia. Pengungkapan rasa seni dapat melalui musik, tari, lukis, dan sebagainya, sebagai hasil cipta, karsa, manusia yang cenderung bertahan dari masa ke masa; dan (4) unsur bahasa, bahasa merupakan alat komunikasi, penghubung suatu maksud antar manusia, dari bahasa kita dapat mengungkapkan apa yang kita inginkan. Bahasa kecenderungan tetap bertahan dari maa ke masa, meskipun kosa katanya semakin berkembang, tanpa bahasa manusia tidak dapat berhubungan satu sama lain.
Sedangkan unsur-unsur kecenderungan perubahan budaya dikarenakan antara lain : (1) unsur mata pencaharian, mata pencaharian dengan sistem tradisional cenderung berubah menjadi suatu sistem yang lebih maju. Perubahan mencakup sistem produksi, distribusi, dan konsumsi. Dengan demikian, sistem mata pencaharian hidup cenderung berubah dari masa ke masa, seiring dnegan perubahan jaman, perkembangan ilmu dan teknologi, serta pola hidup; (2) unsur sistem teknologi, manusia tidak dapat menutup diri dari kemajuan teknologi karena teknologi sendiri bermaksud memudahkan manusia. Kemajuan teknologi berkembang seiring dengan meningkatnya pengetahuan manusia. Dengan demikian teknologi kecenderung berubah seiring perkembangan akal dan pengetahuan manusia; (3) unsur pengetahuan, sistem pengetahuan manusia mengalami perubahan menjadi ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan bertujuan agar manusia lebih mengetahui dan mendalami segi kehidupan. Oleh karena itu, ilmu pengetahuan terus berkembang sesuai dengan perkembangan dan tingkat keingintahuan manusia.
Budaya berfungsi membantu manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Kebutuhan manusia terdiri dari kebutuhan biologis, kebutuhan psikologis, dan kebutuhan sosial.
Budaya diperoleh manusia melalui proses belajar dalam masyarakat dan lingkungan hidupnya. Adapun proses belajar kebudayaan dapat melalui proses internalisasi, sosialisasi, dan enkulturasi.
Pada dasarnya manusia menciptakan kebudayaan adalah untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Karena itu manusia disebut sebagai pencipta dan pengguna kebudayaan, bahkan didasari atau tidak kadangkala manusia merusak kebudayaan yang telah diciptakannya itu.
Manusia merupakan makhluk yang berbudaya, melalui akalnya manusia dapat mengembangkan kebudayaan. Begitu pula manusia hidup dan tergantung pada kebudayaan sebagai hasil ciptaannya. Kebudayaan juga memberikan aturan bagi manusia dalam mengolah lingkungan dengan teknologi hasil ciptaannya.
Beberapa problematika kebudayaan, yang berkaitan dengan pengembangan kebudayaan, antara lain : apabila ada hambatan yang berkaitan dengan pandangan hidup atau kepercayaan, perbedaan persepsi, faktor psikologis, kurangnya komunikasi atau masyarakat terasing, sikap tradisional, sikap etnosentrisme, gegar budaya (cultural shock), penyalahgunaan teknologi.
Kerangka pemikiran Tringulasi menunjukkan keeratan hubungan antara individu, masyarakat dan kebudayaan yang tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya. Ketiga unsur tersebut sama pentingnya, namun masing-masing mempunyai sifat sendiri-sendiri dan mempunyai peranan khusus yang memberikan bentuk kepada masing-masing unsur tersebut. Jika diteliti lebih mendalam, yang memegang peranan penting dalam ketiga unsur tersebut adalah manusianya.
Hubungan yang menunjukkan keeratan antara individu, masyarakat, dan kebudayaan dapat lebih di kongkritkan sebagai berikut bahwa masyarakat yaitu sekumpulan individu dimana ada masyarakat yang tidak mempunyai kebudayaan dan sebaliknya tidak ada kebudayaan tanpa masyarakat sebagai wadah pendukungnya. Pemisahan ketiga pengertian tersebut hanyalah secara teoritis dan untuk kepentingan analisis, sebab pada kenyataannya sukar untuk dipisah-pisahkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar