Rabu, 26 Juni 2013

PERUBAHAN SOSIAL DAN PEMBANGUNAN


         Perubahan sosial sebagai perubahan yang terjadi dalam fungsi dan struktur masyarakat. Perubahan-perubahan sosial dikatakannya sebagai perubahan dalam hubungan sosial (social relationship) atau sebagai perubahan terhadap keseimbangan (equilibrium) hubungan sosial tersebut. Setiap perubahan yang terjadi dalam struktur masyarakat atau perubahan dalam organisasi sosial disebut perubahan sosial. Perubahan sosial berbeda dengan perubahan kebudayaan. Perubahan kebudayaan mengarah pada perubahan unsur-unsur kebudayaan yang ada.
Perubahan sosial yaitu merupakan gejala yang melekat di setiap masyarakat. Tetapi setiap perubahan-perubahan yang terjadi dalam masyarakat akan menimbulkan ketidaksesuaian antara unsur-unsur sosial yang ada dalam masyarakat, sehingga menghasilkan suatu pola kehidupan yang tidak sesuai fungsinya bagi masyarakat yang bersangkutan.
           Perubahan sosial mencakup tiga hal, yaitu :
a.       Perubahan dalam struktur sosial
b.      Perubahan organisasi sosial
c.       Perubahan hubungan sosial
Perubahan sosial bisa terjadi dengan cara :
a.       Direncanakan (planned) atau/dan tidak direncanakan (unplanned)
b.      Menuju kearah kemajuan (progressive) atau/dan kemunduran (regressive)
c.       Bersifat positif atau negatif
Teori perubahan sosial pada dasarnya dapat dikelompokkan dalam dua kelompok, yaitu teori klasik dan teori modern perubahan sosial. Teori klasik tentang perubahan sosial dapat digolongkan ke dalam beberapa pola, perubahan sosial pola linear, perubahan sosial pola siklus, dan perubahan sosial gabungan beberapa pola. Sedangkan teori modern perubahan sosial melihat perubahan sosial pada negara-negara berkembang berjalan secara linear (bergerak dari tradisional ke modernitas) dan evolusioner (berjalan lambat). Di lain pihak, ada pandangan penganut teori konflik, yaitu mereka yang melihat bahwa sebenarnya perubahan itu tidak membawa dampak kemajuan bagi negara-negara berkembang.
Perubahan sosial disebabkan oleh adanya faktor intern dan ekstern dalam masyarakat. Faktor intern perubahan sosial dalam masyarakat contohnya seperti bertambahnya dan berkurangnya penduduk, adanya penemuan-penemuan baru yang meliputi berbagai proses, seperti discovery, invention, dan inovasi, adanya konflik (pertentangan), dan pemberontakan dalam masyarakatnya. Sedangkan faktor ekstern contohnya seperti bencana alam serta akulturasi dan asimilasi kebudayaan.
Dalam pembahasan selanjutnya dibahas pula tentang pembangunan dan modernisasi, serta konsep dan permasalahan pembangunan bidang kependudukan, kependidikan, dan ketenagakerjaan.
Pembangunan mengandung makna sebuah perubahan sosial secara positif yang direncanakan, terarah, dan dilakukan dengan sadar/disengaja. Modernisasi merupakan usaha penyesuaian hidup dengan konstelasi dunia sekarang ini. Menurut Schorrl (1980), modernisasi adalah proses penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi kedalam semua segi kehidupan manusia dengan tingkat yang berbeda-beda tetapi tujuan utamanya untuk mencari taraf hidup yang lebih baik dan nyaman dalam arti seluas-luasnya, sepanjang masih dapat diterima oleh masyarakat yang bersangkutan.
Pembangunan dan modernisasi sering kali bertukar tempat. Bahkan dalam beberapa konsep kedua hal ini memiliki kesamaan ciri. Konsep pembangunan mengandung makna sebuah perubahan positif yang direncanakan, terarah, dan dilakukan dengan sadar/disengaja.
Modernisasi dapat terwujud melalui beberapa syarat, yaitu : cara berpikir ilmiah yang institusionalized, sistem administrasi Negara yang baik yang benar-benar mewujudkan birokrasi, sistem pengumpulan data yang baik dan teratur, cara penggunaan alat komunikasi massa yang baik dan teratur, tingkat organisasi yang tinggi, disiplin yang tinggi, dan adanya sentralisasi wewenang.
Modernisasi ditandai dengan ciri-ciri modern : naturitas kebutuhan dan persaingan, kemajuan teknologi dan industrialisasi, individualisasi, sekularisasi, diferensiasi, dan akulturasi, adanya kemudahan bagi manusia, majunya bidang jasanya, lahirnya teori baru, bertambahnya prinsip dan logika ekonomi, dan perhatian religius dicurahkan untuk bekerja dan menumpuk kekayaan.
Proses pembangunan tidak selalu berjalan mulus, karena dihadapkan pada beberapa permasalahan mentalitas atau budaya. Ada budaya-budaya yang menghambat proses pembangunan itu sendiri baik yang bersifat psikologis, persepsi yang keliru, tradisi, dan sikap mental yang tidak mendukung. Salah satu contohnya adalah hambatan budaya seperti keterkaitan orang Jawa terhadap tanah yang mereka tempati. Tanah yang turun-temurun diyakini sebagai berkah kehidupan. Mereka enggan meninggalkan kampung halamannya atau beralih pola hidup sebagi petani. Padahal hidup mereka umumnya miskin.
Selanjutnya yaitu tentang kebudayaan global dan globalisasi. Dari segi definisi kebudayaan global yaitu suatu kebudayaan yang tidak dimiliki oleh banyak bangsa (kelompok sosial) tapi juga merupakan yang dimiliki oleh banyak bangsa di dunia. Sedangkan globalisasi adalah suatu proses terbentuknya sistem organisasi dan komunikasi antar masyarakat di seluruh dunia.
Dampak globalisasi terhadap budaya Indonesia dapat berdampak positif dan negatif. Dampak positif globalisasi seperti peningkatan ilmu pengetahuan dan teknologi, tumbuhnya kinerja yang berwawasan luas dan beretos kerja tinggi, menumbuhkan dinamika yang terbuka dan tanggap terhadap unsur-unsur pembaharuan. Sedangkan dampak negatif globalisasi dapat berupa guncangan budaya (culture shock), dan ketimpangan budaya (culture lag).
Sementara itu permasalahan pembangunan bidang kependudukan, kependidikan, dan ketenagakerjaan dibahas dengan cukup singkat disertai dengan contohnya. Suatu proses perubahan yang ditujukan kearah yang positif serta direncanakan disebut dengan pembangunan. Pembangunan meliputi banyak dimensi, salah satunya pembangunan dalam dimensi kependudukan, kependidikan, dan ketenagakerjaan adalah dimensi-dimensi pembanguna yang secara langsung berhubungan dengan pembangunan sumber daya manusia (SDM). Ada banyak persoalan yang dihadapi dalam bidang kependudukan, kependidikan, dan ketenagakerjaan.
Masalah-masalah yang dihadapi dalam bidang kependudukan diantaranya yaitu masalah kepadatan penduduk, tingkat pertambahan penduduk yang tinggi, jumlah penduduk yang tinggi, kesenjangan penduduk dalam rasio jenis kelamin dan usia. Komponen-komponen pertumbuhan penduduk diantaranya ada fertilitas/tingkat kelahiran, mortalitas/tingkat kematian, dan migrasi/perpindahan.
Dalam bidang pendidikan, pembangunan pendidikan yang tadinya diharapkan sebagai sarana reproduksi sosial, ternyata membawa masalah, sistem pendidikan tetap menjadi sarana dalam mempertahankan kesenjangan sosial yang ada.
Begitu juga dalam bidang ketenagakerjaan, masalah-masalah seperti pengangguran, masalah pengiriman TKI ke luar negeri, masalah hubungan industrial, dan masalah peraturan ketenagakerjaan tetap menjadi masalah dominant, dalam ketenagakerjaan di Negara kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar