TAWURAN
Secara psikologis,
perkelahian yang melibatkan pelajar usia remaja digolongkan sebagai salah satu
bentuk kenakalan remaja. Tawuran dikalangan pelajar memang tidak dapat
dipungkiri selalu melekat apabila
seorang pelajar gagal dalam menjalani proses-proses perkembangan jiwanya, baik
pada saat remaja maupun pada masa kanak-kanaknya. Tawuran antar pelajar semakin
menjadi semenjak terciptanya geng-geng. Perilaku anak itu selalu dipertontonkan
di tengah-tengah masyarakat. Mereka itu sudah tidak merasa bahwa perbuatan itu
sangat tidak terpuji dan bisa mengganggu ketenangan masyarakat. Sebaliknya
mereka merasa bangga jika masyarakat itu takut dengan geng/kelompoknya. Seorang
pelajar seharusnya tidak melakukan tindakan yang tidak terpuji seperti itu.
Biasanya permusuhan antar sekolah dimulai dari masalah yang sepele. Namun
remaja yang masih labil tingkat emosinya justru menanggapinya sebagai sebuah
tantangan. Pemicu lain biasanya dendam dengan rasa kesetiakawanan yang tinggi
para siswa tersebut akan membalas perlakuan yang disebabkan oleh siswa sekolah
yang dianggap merugikan seorang siswa atau mencemarkan nama baik sekolah
tersebut.
Tawuran ini dapat terjadi
karena beberapa faktor antara lain : adanya pengaruh kawan sepermainan,
kegagalan dalam pendidikan, dan terjadinya ketidak harmonisan dalam keluarga. Maka
untuk memperkecil tingkat perilaku menyimpang pada pelajar, maka perlu kiranya
orang tua menjaga dan mempertahankan keutuhan keluarga dengan mengoptimalkan
fungsi sosial kelurga melalui program-program kesejahteraan sosial yang
berorientasi pada keluarga dan lingkungannya, pengenalan agama lebih dini dan
mengamalkannya di kehidupan sehari-hari. Tetapi tawuran ini tidak bisa
dikatakan bahwa semua aspek pendorong berasal dari faktor internalnya saja.
Namun faktor lingkungan dimana mereka berada juga mempunyai peran yang besar
dalam memicu seorang pelajar untuk mencari pelampiasan-pelampiasan negatif dan
mengikuti tawuran. Faktor lain diantaranya yaitu seperti faktor keluarga yang
dipenuhi oleh kekerasan orang tua, faktor sekolah yang kurang memperhatikan
potensi anak-anak didiknya, sampai faktor masyarakat yang senantiasa
menyepelekan keberadaan mereka.
Untuk menindak lanjuti
kenakalan remaja seperti halnya tawuran ini tentu semua lapisan meliputi
keluarga, sekolah, dan masyarakat ikut berpartisipasi untuk menyelesaikannya.
Semua lapisan tersebut harus dapat menyadari betapa pentingnya mereka menjaga
kestabilan menjadi seorang remaja dengan cara memberikan ruang yang cukup
kepada mereka untuk berekspresi. Dengan kata lain seorang remaja mendapatkan
kebebasan tetapi masih dalam batas normal. Sehingga mereka dapat merasakan
pengakuan masyarakat yang selama ini mereka idamkan, sambutan keluarga yang
mereka impikan, dan sekolah yang nyaman untuk meningkatkan potensi mereka.
Hal yang harus dilakukan
untuk menanggapi tawuran ini dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Meningkatkan kesadaran masyarakat
akan pentingnya peran mereka sebagai remaja dalam membentuk lingkungan yang
kondusif;
2. Keluarga sebagai elemen dasar sebuah
bangunan pendidikan agar lebih aktif dalam memperhatikan anak-anaknya, dan
sangatlah penting untuk dapat menciptakan demokratisasi dalam keluarga;
3. Sekolah sebagai suatu lembaga
pendidik seharusnya memperhatikan potensi-potensi dasar seorang remaja;
4. Adanya sistem penanganan yang lebih
tepat apabila ditemui tawuran antar pelajar lagi, dari pihak yang berwajib.
untuk melihat videonya silahkan dapat di lihat di http://www.youtube.com/watch?v=x_Xj8MBdQhI
NARKOTIKA DALAM DUNIA ANAK
Kemiskinan. Faktor tersebutlah
yang paling mendasari narkotika mewabah didunia anak. Dengan kemiskinan
anak-anak tidak mendapatkan hak anak sepenuhnya yang harusnya mereka dapatkan.
Misalnya, anak-anak putus sekolah bahkan tidak bersekolah sehingga anak-anak
yang harusnya belajar menuntut ilmu dan mendapatkan pendidikan yang cukup
diusia dini malah harus ikut bekerja untuk mencari uang untuk menambah
penghasilan keluarga dan menjadi anak jalanan.
Dengan pengetahuan yang sangat
minim, anak-anak selalu ingin mencoba sesuatu yang menurut mereka itu asik.
Apalagi dengan adanya proses meniru orang dewasa yang melakukan hal tersebut.
Salah satunya yaitu ngelem. Ngelem ini yang dimaksud yaitu menghirup uap lem,
zat pelarut (thinner cat) atau zat sejenis lainnya dengan maksud untuk
mendapatkan sensasi mabuk. Tetapi bahan yang sering dipakai untuk ngelem
biasanya lem. Karena lem sangat mudah didapatkan serta bisa didapat dengan
harga yang cukup murah.
Dalam dosis awal yang kecil
ngelem dapat menyebabkan perasaan euphoria, kegembiraan, dan sensasi yang
menyenangkan sehingga dapat menimbulkan kecanduan. Untuk pemakaian dosis yang tinggi dapat berupa rasa
ketakutan, halusinasi, termasuk bicara yang tidak jelas (menggumam, penurunan
kecepatan berbicara). Tetapi untuk jangka panjang dapat menimbulkan kematian
karena rusaknya organ dalam tubuh yang disebabkan oleh zat narkotika tersebut.
Betapa mirisnya ketika kita
mendengar apabila anak bangsa Indonesia sebagai penerus bangsa mati konyol
dikarenakan melakukan ngelem dan tidak mendapatkan pendidikan yang layak karena
kemiskinan. Disini pemerintah sangat berperan penting dalam mengatasi masalah
ini. Pemerintah harus lebih bergerak untuk dapat mensejahterakan masyarakatnya,
dan memberikan perlakuan yang adil dalam hal pendidikannya. Misalnya,
mendirikan sekolah untuk anak-anak jalanan, agar mereka tetap mendapatkan
pendidikan yang cukup. Setelah itu pemerintah menyediakan lapangan pekerjaan atau
lembaga kegiatan masyarakat untuk para orang tua agar dapat memenuhi kebutuhan
keluarganya, sehingga anak-anak tidak harus menjadi tulang punggung keluarganya.
Hak mereka sebagai anak-anak untuk dapat menikmati masa indah mereka harus
dapat terpenuhi bukan malah kekelaman dan kepahitan hidup yang harus mereka
rasakan. Bila ingin bangsa ini menjadi bangsa yang maju, maka salah satunya
yaitu mendidik dan mencerdaskan anak bangsa sebagai generasi penerus bangsa
yang kelak akan mengharumkan nama bangsa.
untuk melihat videonya silahkan dapat di lihat di http://www.youtube.com/watch?v=ZsJ7-psPtB0
Tidak ada komentar:
Posting Komentar